SIM Buat Spongebob
Kategori:
Seni dan Sastra
Sambil menemani anak pertama - yang masih duduk di bangku TK - sedang sarapan pagi, saya ikut menonton TV. Acara yang kami tonton pada pukul 06 pagi adalah film seri kartun berjudul SPONGEBOB SQUAREPANTS. Terjemahan bebas dari judul film tersebut adalah Spongebob Si Celana Kotak. Bagi yang pernah menonton dalam Versi Bahasa Jerman, judulnya diterjemahkan menjadi SPONGEBOB SCHWAMPKOPF (Spongebob Si Otak Cerdas).
Saya tidak tahu apakah episode yang saya ceritakan ini memang oleh penulisnya ditujukan untuk memuat pesan moral. Pesan moral yang saya tangkap, yang kebetulan berkaitan dengan blog saya.
Ceritanya berawal dari keinginan Spongebob untuk bisa mengendarai mobil, atau tepatnya kapal, karena Spongebob hidup di dasar laut yang bernama Bikini Bottom. Selanjutnya Spongebob mengikuti kursus milik Nyonya Puff (semoga penulisannya benar). Mungkin sudah aturan di Amerika Serikat, tempat film kartun Spongebob dibuat, bahwa yang mengeluarkan SIM Kapal adalah guru yang mengajar di tempat kursus. Tentunya SIM bisa diberikan setelah lulus test yang diadakan oleh guru tersebut.
Setelah mengikuti kursus beberapa kali, yang setiap kursus selalu diakhiri dengan test, Spongebob tidak pernah lulus. Test mengendarai kapal ini terdiri dari 2 jenis test, test tulis dan test praktik mengemudi. Test praktik mengemudi adalah test yang paling berat buat Nyonya Puff. Setiap kali test mengemudi, Nyonya Puff harus duduk di samping pengemudi, dengan pengemudi tentunya adalah Spongebob. Saya sebut berat karena test selalu berakhir dengan kecelakaan yang berat, yang mengakibatkan Nyonya Puff harus dirawat di Rumah Sakit.
Mungkin karena sudah bosan mengalami kecelakaan, Nyonya Puff berusaha untuk meluluskan Spongebob. Agar Spongebob tidak curiga, Nyonya Puff berkata bahwa kelulusan test hanya bisa didasarkan pada test tulis. Test tulisnya pun dibuat sangat mudah dengan 1 pertanyaan, yaitu 'Sebutkan apa yang diperoleh Spongebob selama mengikuti kursus?'. Meskipun Spongebob tidak bisa menjawab, Nyonya Puff tetap meluluskan Spongebob, yang artinya Spongebob mendapatkan SIM.
Nyonya Puff sadar bahwa sebenarnya dia telah berbohong. Yang lebih mengerikan, ia sadar bahwa sebenarnya dia telah menciptakan monster dengan kebohongan itu, monster jalanan. Untuk menutupi rasa bersalah, Nyonya Puff menghibur diri bahwa itu tidak mungkin karena Spongebob tidak punya kapal. Baru saja berpikir seperti itu, orang tua Spongebob datang untuk mengucapkan terima kasih dan sekaligus memberi kabar tentang hadiah kapal baru yang diberikan ke Spongebob.
Nyonya Puff benar-benar sadar bahwa dia telah menciptakan monster. Agar tidak terjadi, Nyonya Puff berencana untuk mencuri kapal Spongebob. Namun, saat mencuri, Nyonya Puff ketahuan dan tertangkap. Akhir cerita, Nyonya Puff dipenjara.
Ada bagian yang tidak bisa saya ceritakan di tulisan ini karena sulit digambarkan dengan kata-kata. Lebih seru kalau menonton filmnya langsung. Misalnya, bagaimana bayangan-bayangan jelek yang akan terjadi jika Spongebob berada di jalanan, dan serunya perebutan kapal antara Nyonya Puff dan Spongebob. Semuanya berawal dari ketidak-jujuran Nyonya Puff.
Saya tidak tahu apakah episode yang saya ceritakan ini memang oleh penulisnya ditujukan untuk memuat pesan moral. Pesan moral yang saya tangkap, yang kebetulan berkaitan dengan blog saya.
Ceritanya berawal dari keinginan Spongebob untuk bisa mengendarai mobil, atau tepatnya kapal, karena Spongebob hidup di dasar laut yang bernama Bikini Bottom. Selanjutnya Spongebob mengikuti kursus milik Nyonya Puff (semoga penulisannya benar). Mungkin sudah aturan di Amerika Serikat, tempat film kartun Spongebob dibuat, bahwa yang mengeluarkan SIM Kapal adalah guru yang mengajar di tempat kursus. Tentunya SIM bisa diberikan setelah lulus test yang diadakan oleh guru tersebut.
Setelah mengikuti kursus beberapa kali, yang setiap kursus selalu diakhiri dengan test, Spongebob tidak pernah lulus. Test mengendarai kapal ini terdiri dari 2 jenis test, test tulis dan test praktik mengemudi. Test praktik mengemudi adalah test yang paling berat buat Nyonya Puff. Setiap kali test mengemudi, Nyonya Puff harus duduk di samping pengemudi, dengan pengemudi tentunya adalah Spongebob. Saya sebut berat karena test selalu berakhir dengan kecelakaan yang berat, yang mengakibatkan Nyonya Puff harus dirawat di Rumah Sakit.
Mungkin karena sudah bosan mengalami kecelakaan, Nyonya Puff berusaha untuk meluluskan Spongebob. Agar Spongebob tidak curiga, Nyonya Puff berkata bahwa kelulusan test hanya bisa didasarkan pada test tulis. Test tulisnya pun dibuat sangat mudah dengan 1 pertanyaan, yaitu 'Sebutkan apa yang diperoleh Spongebob selama mengikuti kursus?'. Meskipun Spongebob tidak bisa menjawab, Nyonya Puff tetap meluluskan Spongebob, yang artinya Spongebob mendapatkan SIM.
Nyonya Puff sadar bahwa sebenarnya dia telah berbohong. Yang lebih mengerikan, ia sadar bahwa sebenarnya dia telah menciptakan monster dengan kebohongan itu, monster jalanan. Untuk menutupi rasa bersalah, Nyonya Puff menghibur diri bahwa itu tidak mungkin karena Spongebob tidak punya kapal. Baru saja berpikir seperti itu, orang tua Spongebob datang untuk mengucapkan terima kasih dan sekaligus memberi kabar tentang hadiah kapal baru yang diberikan ke Spongebob.
Nyonya Puff benar-benar sadar bahwa dia telah menciptakan monster. Agar tidak terjadi, Nyonya Puff berencana untuk mencuri kapal Spongebob. Namun, saat mencuri, Nyonya Puff ketahuan dan tertangkap. Akhir cerita, Nyonya Puff dipenjara.
Ada bagian yang tidak bisa saya ceritakan di tulisan ini karena sulit digambarkan dengan kata-kata. Lebih seru kalau menonton filmnya langsung. Misalnya, bagaimana bayangan-bayangan jelek yang akan terjadi jika Spongebob berada di jalanan, dan serunya perebutan kapal antara Nyonya Puff dan Spongebob. Semuanya berawal dari ketidak-jujuran Nyonya Puff.
6 comments:
trus hikmahnya apa nih pa? aku kurang dapat menangkap. yg aku tangkap. jgn berbohong krn bohong akan slalu bohong untuk mnutupi kbohongan yg lainnya
-romi wryant-
Ya berawal dr ketidakjujuran akhirnya.....!
Susunan kalimat saya tidak jelas, ya? Mohon maaf. Masih perlu banyak belajar untuk menulis.
Untu memperjelas saya tambahkan ini
"Berawal dari ketidak-jujuran, Nyonya Puff sendiri yang repot. Seperti mengalami bayangan-bayangan buruk, mencuri, dan akhirnya masuk penjara."
Hikmahnya? Mas Romy lebih tahu. Saya hanya bisa bercerita. Yang saya tahu adalah berbohong itu dilarang oleh agama. Maka berusahalah untuk jujur. Versi saya, pesan moral yang saya tangkap:
Efek negatif yang ditimbulkan oleh ketidak-jujuran mungkin tidak mengenai orang yang melakukan, namun bisa mengenai orang lain. Hal itu yang disadari oleh Nyonya Puff kemudian. Walaupun langkah yang diambil selanjutnya salah (dengan mencuri), setidak-tidaknya kesadaran - bahwa efek kebohongan yang dia lakukan itu sangat membahayakan orang lain - perlu diacungi jempol. Kenapa? Karena tidak semua orang menyadari hal itu.
wah jadi kangen sama blog ini, dah lama ga berkunjung... bukan kurang jelas susunannya pa. tp emang saya yg ga bs nangkep dengan cpt :D piss
Nggak masalah kok, Mas. Malahan saya sangat berterima kasih kalau ada pertanyaan...
Terima kasih juga atas kangennya Mas Romi ke blog ini :-D
ur welcome pa...
Post a Comment