Tuesday, March 4, 2008

Kejujuran adalah Cermin Kesederhanaan Islam.

Apa yang akan saya tulis di sini adalah hasil kesimpulan saya dari materi kutbah Jum'at di Masjid BRI, tanggal 29 Februari 2008. Kalau ada kesimpulan yang salah, mohon buat pembaca yang sama-sama mengikuti kutbah tersebut berpartisipasi untuk mengoreksi.

Islam mengajarkan umatnya untuk selalu mengedepankan kejujuran. Kejujuran di sini dapat diartikan sebagai apa adanya, tidak neko-neko (tidak macam-macam), dan tidak berbelit-belit. Akan kita lihat bahwa ajaran ini menunjukkan kesederhanaan ajaran Islam.

Islam adalah agama yang mudah. Apapun ajaran yang diberikan Islam, semuanya dapat dilakukan dengan mudah. Setiap orang pasti dapat melakukan perintah maupun menghindari larangan. Jikalau pun ada halangan, Islam akan memberikan keringanan. Kalau ada yang merasa berat, bukan didasarkan pada ketidakmampuan fisik tetapi lebih dikarenakan oleh jiwa manusia itu. Artinya, bahwa tidak menjalankan perintah atau menjauhi larangan itu bukan karena tidak mungkin tetapi karena tidak ingin. Bukan tidak mampu, tetapi tidak mau.

Intinya, bahwa tidak ada yang tidak mungkin dalam setiap ajaran Islam. Semuanya pasti dapat dilakukan. Ini dikarenakan karena ajaran Islam memang dari Sang Maha Pencipta, sehingga mengetahui batas-batas kemampuan manusia sebagai makhluk-Nya. Dengan kata lain, karena ajaran yang diberikan Islam itu mudah, dapat dilakukan siapa saja, maka bisa dikatakan bahwa semua ajaran Islam adalah sederhana.

Istilah sederhana itulah yang muncul dalam makna kejujuran, yaitu tidak neko-neko, melakukan dan bicara apa adanya. Tidak perlu berpikir lama untuk bicara jujur. Karena kejujuran memang tidak perlu memikirkan untung dan rugi. Sampaikan apa adanya.

Tambahan lagi, sifat jujur dalam Islam merupakan sifat wajib bagi seorang Nabi/Rasul. Sifat wajib tersebut adalah shidiq, tabligh dan amanah. Dan tentunya sifat itu juga wajib ditiru oleh umat, karena Rasul umat Islam (Muhammad SAW) adalah uswatun hasanah, suri tauladan yang baik.