Saturday, March 15, 2008

Jujurlah dan Allah Mencintaimu

Di luar gedung hujan turun dengan deras. Masih dengan setia mengunjungi setiap stand di pameran buku-buku Islam di Wanitatama. Saat itu saya sedang mencari sebuah buku yang diterbitkan oleh Pustaka Ibnu Katsir. Akhirnya sampailah ke stand penerbit tersebut. Sedikit kecewa karena tidak menemukan buku yang saya cari. Kata penjaga stand, buku itu memang belum diterbitkan.

Karena memang tujuan utama hanya mencari buku itu, saya langsung menuju pintu keluar untuk pulang. Hujan masih sangat deras, akhirnya iseng-iseng mampir ke stand dekat pintu keluar. Seperti biasa, tidak sengaja saya menemukan sesuatu yang terkait dengan tema blog ini. Sebuah buku yang judulnya adalah "Jujurlah dan Allah Mencintaimu".

Sekilas saya baca, dan saya menemukan 3 pendapat yang menarik tentang kejujuran. Bukan bermaksud membandingkan kebesaran dari ketiga orang tersebut, jika pendapat mereka saya tulis di blog ini.

Pendapat pertama dari Aristoteles. Dari orang ini, buku tersebut ingin menunjukkan bahwa kejujuran itu memang fitrah manusia, dan bersifat universal, yang seharusnya melekat ke setiap dada manusia.

Pendapat kedua dari Khalifah Islam, Umar bin Khaththab ra. Sahabat Nabi Muhammad SAW yang terkenal tegas dan keras. Dan pendapat terakhir dari Nabi Muhammad SAW, nabi akhir jaman, yang salah satu ajarannya adalah kejujuran. Dari Nabi Muhammad SAW hanya akan diambil salah satu hadits saja.

Di bawah ini adalah pendapat tersebut:
Aristoteles:
"Sebaik-baik perkataan adalah yang jujur pengucapannya dan bermanfaat bagi pendengarnya."
"Mati demi kejujuran lebih baik dari hidup dengan kebohongan."

Umar bin Khaththab:
Sungguh, sekiranya kejujuran itu merendahkanku, padahal ia jarang merendahkanku, maka itu lebih kusukai daripada derajatku terangkat lantaran kebohongan, dan hal itu jarang terjadi.

Nabi Muhammad SAW:
Diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud ra, dari Nabi SAW, beliau bersabda: Sesungguhnya kejujuran itu membimbing kepada kebajikan, dan kebajikan itu membimbing ke surga. Seseorang senantiasa berkata jujur hingga ditetapkan di sisi Allah sebagai shiddiq (orang yang sangat jujur). Dan sesungguhnya dusta itu menuntun kepada kenistaan, dan kenistaan itu menuntun ke neraka. Seseorang senantiasa berdusta hingga ia ditetapkan di sisi Allah sebagai pendusta.

No comments: