Tuesday, May 12, 2009

Hukum Kisah-kisah Palsu

Tidak bisa dipungkiri bahwa banyak cerita-cerita yang tidak nyata, yang mengandung hikmah di dalamnya. Namanya juga cerita yang tidak nyata, semua kejadian di dalamnya pun tidak nyata, hanya hasil rekaan pembuat cerita. Sekali lagi, mungkin cerita itu banyak mengandung hikmah dan memberikan nasehat kebaikan.

Namun, sangat disayangkan kalau cerita-cerita yang tidak nyata lebih banyak dipakai, dibandingkan dengan kisah-kisah nyata, yang juga tidak kalah mengandung hikmah dan nasehat kebaikan. Kisah-kisah tentang para Nabi AS, kisah-kisah di Al-Qur'an, kisah Rasulullah SAW dan keluarga, kisah para sahabat RA, dan kisah-kisah orang-orang shaleh adalah kisah yang seharusnya tidak dilupakan. Kisah-kisah yang dimaksud tentunya adalah kisah-kisah yang diakui kebenarannya.

Ada sebuah tulisan menyangkut hal ini yang ditulis di majalah Nikah Edisi Mei 2009. Silakan dibaca dan semoga ada manfaatnya.

Selengkapnya...

Monday, May 11, 2009

Hukuman Pendusta Menurut Semut

Oleh: Mamduh Farhan al-Buhairi

Salah seorang da'i mengisahkan kisah nyatanya sendiri, dia berkata:

Pada suatu kesempatan, aku duduk di sebuah daratan. Kupalingkan pandanganku kesana kemari melihat makhluk-makhluk Allah SWT. Akupun terkagum-kagum dengan ciptaan ar-Rahman SWT. Seekor semut menarik perhatianku. Dia berkeliaran di sekitarku untuk mencari sesuatu, mencari, dan mencari. Tidak merasa terbebani, juga tidak bosan. Di tengah-tengah pencariannya, dia menemukan sisa-sisa bangkai belalang, tepatnya adalah kaki belalang.

Diapun menyeretnya, dan menyeretnya, dan berusaha untuk membawanya ke tempat tertentu yang telah ditentukan oleh hukum mereka di dunia semut. Dia sudah banyak berusaha dalam usahanya tersebut.

Setelah beberapa waktu, dan kesungguhan, dia merasa tidak bisa membawa kaki belalang tersebut. Lalu dia tinggalkan buruan berharga tersebut, kemudian pergi ke suatu tempat yang tidak kuketahui, dan diapun menghilang.

Selang beberapa waktu, dia kembali bersama dengan sejumlah besar semut. Di saat aku melihat kemana mereka menuju, aku tahu bahwa semut yang tadi telah mengajak mereka semua untuk membantunya mengangkat apa yang tidak mampu dia angkat. Akupun ingin hiburan sedikit, kuambil kaki belalang tersebut, lalu kusembunyikan. Maka dia dan semut-semut lain yang bersamanya mencari kaki tersebut, mereka mencarinya kesana kemari tanpa ada hasil, hingga mereka putus asa akan keberadaannya, lalu merekapun pergi meninggalkan tempat tersebut.

Setelah itu, semut yang pertama datang kembali sendirian menuju tempat tadi. Sebelum dia sampai pada tempat tadi, kukembalikan kaki belalang di hadapannya. Maka mulailah dia mengitari dan melihat di sekelilingnya. Lalu dia berusaha untuk menyeretnya lagi, berusaha dan berusaha, hingga dia merasa lemah.

Kemudian dia pergi meninggalkan tempat itu sekali lagi. Akupun yakin bahwa dia pergi untuk memanggil kabilah semutnya guna membantunya untuk mengangkat kaki belalang yang ditemukannya tersebut. Setelah itu, datanglah sekumpulan semut bersama semut tadi, dan kukira itu adalah kelompok semut yang sama seperti tadi!!

Mereka pun datang, dan saat aku melihat mereka berjalan di belakang semut pertama menuju tempat tadi, akupun banyak tertawa, lalu kuambil kaki belalang dan kusembunyikan dari mereka sekali lagi. Merekapun mencari kesana kemari, mereka mencari dengan penuh keikhlasan. Demikian pula semut tadi mencari dengan sepenuh semangat dan keyakinannya, berputar kesana kemari, melihat ke kanan dan ke kiri, agar melihat sesuatu, akan tetapi tidak ada sesuatupun.

Pada saat seperti ini, terjadilah sesuatu yang aneh. Sekumpulan semut itu berkumpul bersama yang lain setelah mereka bosan mencari, dan diantara mereka terdapat semut yang pertama. Kemudian tiba-tiba mereka menyerangnya, lalu memotong-motongnya secara ganas di hadapanku. Dan demi Allah, aku melihat kepada mereka, sementara aku ada pada keterkejutan yang besar. Apa yang terjadi membuatku takut... mereka membunuhnya... mereka memotong-motongnya di hadapanku. Astaghfirullah!

Ya, mereka memotong-motongnya di hadapanku... dia terbunuh karena aku... mereka membunuhnya karena mereka menyangka bahwa dia telah berdusta kepada mereka!!!
SubhanAllah, hingga bangsa semut memandang dusta sebagai aib, dan kekurangan, bahkan dosa besar yang pelakunya dihukum bunuh!!
Semut menganggap dusta adalah sebuah kejahatan, dan memberikan hukuman atasnya!!
Maka bagaimana jika dusta itu membawa keburukan, atau keragu-raguan yang di belakangnya akan timbul fitnah, peperangan, dan kehancuran rumah tangga?!
Maka dimanakah orang yang bisa mengambil pelajaran dari semut kecil ini? SubhanakAllah Ahsanul Kholiqin.
(AR)*
--------------------------------------------------------------------------------------------
Diambil sesuai aslinya, dengan beberapa perbaikan grammar, dari:
Majalah Qiblati, Edisi 08, Tahun IV, Mei 2009.

Selengkapnya...

Friday, May 8, 2009

Mencontek

Seperti biasa, setiap malam anak saya (sebut saja Ham) belajar dengan ditemani Mamanya. Model yang diterapkan oleh Mamanya adalah dengan tebak-tebakan. Tebak-tebakan ini dilakukan setelah sebelumnya Ham diberi kesempatan untuk membaca buku. Namun ada yang janggal beberapa malam terakhir ini. Ham selalu duduk manis di lantai yang sama. Dan Ham selalu menjawab dengan tepat meskipun untuk beberapa pertanyaan dia berpikir beberapa saat sambil menunduk.

Ini hal yang aneh. Biasanya Ham selalu mendongakkan kepala saat berpikir. Usut punya usut, ternyata Ham sudah menuliskan materi yang akan ditanyakan di lantai tempat dia duduk. Jadi, saat Mamanya memberi kesempatan membaca, yang biasanya ditinggal sendirian, Ham mencatat hal-hal penting di lantai.

A'udzubillah min dzaalik. Tentu saja kami terkejut. Kami tidak pernah mengajarkan dia untuk melakukan seperti itu. Akhirnya, dengan sangat terpaksa kami bertanya ke Ham apakah dia melakukan hal yang sama saat ulangan. Alhamdulillah, dia belum pernah melakukan.

Tetapi, tanpa kami tanya, akhirnya dia cerita bahwa ada seorang temannya yang melakukan itu saat ulangan. Anak itu, sebut saja S, adalah anak pindahan di kelas 2a, kelasnya Ham. Dan memang semester ganjil kemarin, S mendapat ranking yang tinggi. Padahal dulu waktu kelas 1, anak ini termasuk anak yang tidak diterima di SD itu. Lebih mengejutkan lagi, Ham bercerita bahwa Ibu Guru tahu bahwa S mencontek tetapi membiarkan saja.

Kalau Ham berkata benar, tentu saja sangat disayangkan. Mereka baru anak kelas 2 SD. Tetapi mereka sudah diajari bahwa hasil lebih penting daripada proses. Nilai bagus lebih diutamakan daripada penguasaan pelajaran.

Dengan halus, akhirnya kami berkata ke Ham, bahwa kami tidak setuju Ham meniru anak itu, baik saat ulangan maupun saat belajar dengan Mama. Kami katakan juga bahwa kami lebih suka Ham mendapat nilai yang wajar dan ranking yang biasa asalkan dikerjakan sesuai kemampuan sendiri, daripada mendapat nilai yang bagus dan rangking yang tinggi tetapi dengan mencontek.

Semoga saja Ham memahami penjelasan kami.
Semoga Allah SWT membantu anak-anak kami dan anak-anak kita untuk selalu berjalan di atas kebenaran. Amien.....


Selengkapnya...