Friday, May 8, 2009

Mencontek

Seperti biasa, setiap malam anak saya (sebut saja Ham) belajar dengan ditemani Mamanya. Model yang diterapkan oleh Mamanya adalah dengan tebak-tebakan. Tebak-tebakan ini dilakukan setelah sebelumnya Ham diberi kesempatan untuk membaca buku. Namun ada yang janggal beberapa malam terakhir ini. Ham selalu duduk manis di lantai yang sama. Dan Ham selalu menjawab dengan tepat meskipun untuk beberapa pertanyaan dia berpikir beberapa saat sambil menunduk.

Ini hal yang aneh. Biasanya Ham selalu mendongakkan kepala saat berpikir. Usut punya usut, ternyata Ham sudah menuliskan materi yang akan ditanyakan di lantai tempat dia duduk. Jadi, saat Mamanya memberi kesempatan membaca, yang biasanya ditinggal sendirian, Ham mencatat hal-hal penting di lantai.

A'udzubillah min dzaalik. Tentu saja kami terkejut. Kami tidak pernah mengajarkan dia untuk melakukan seperti itu. Akhirnya, dengan sangat terpaksa kami bertanya ke Ham apakah dia melakukan hal yang sama saat ulangan. Alhamdulillah, dia belum pernah melakukan.

Tetapi, tanpa kami tanya, akhirnya dia cerita bahwa ada seorang temannya yang melakukan itu saat ulangan. Anak itu, sebut saja S, adalah anak pindahan di kelas 2a, kelasnya Ham. Dan memang semester ganjil kemarin, S mendapat ranking yang tinggi. Padahal dulu waktu kelas 1, anak ini termasuk anak yang tidak diterima di SD itu. Lebih mengejutkan lagi, Ham bercerita bahwa Ibu Guru tahu bahwa S mencontek tetapi membiarkan saja.

Kalau Ham berkata benar, tentu saja sangat disayangkan. Mereka baru anak kelas 2 SD. Tetapi mereka sudah diajari bahwa hasil lebih penting daripada proses. Nilai bagus lebih diutamakan daripada penguasaan pelajaran.

Dengan halus, akhirnya kami berkata ke Ham, bahwa kami tidak setuju Ham meniru anak itu, baik saat ulangan maupun saat belajar dengan Mama. Kami katakan juga bahwa kami lebih suka Ham mendapat nilai yang wajar dan ranking yang biasa asalkan dikerjakan sesuai kemampuan sendiri, daripada mendapat nilai yang bagus dan rangking yang tinggi tetapi dengan mencontek.

Semoga saja Ham memahami penjelasan kami.
Semoga Allah SWT membantu anak-anak kami dan anak-anak kita untuk selalu berjalan di atas kebenaran. Amien.....

2 comments:

Anonymous said...

uhm kelas 2 SD sudah ada yg nyontek ya...
kalo ingat2 zmn dulu, saia kenal yg namanya nyontek pas zaman SMP. SD belum knal yg namanya contek mencontek..
^_^

Agung Yulianto Nugroho said...

Walah.. walah... jadi inget waktu ngoreksi hasil UTS orkom kemarin..
ada 3 orang mahasiswa yang nilainya sempurna (100) setelah saya perhatikan lebih jauh ternyata di bawah lembar jawaban ada catatan dari penganwas "Mahasiswa ini mencontek via HP"

oohh pantes.. hehehe..

Mungkin kejadian ini bisa jadi pelajaran agar sewaktu Ujian nanti pengawas ujian bisa memperketat aturan dgn melarang membawa telp genggam ke ruang ujian..