Friday, May 16, 2008

Sales Masuk Kantor

Meskipun di ruang AC, suasana di kantor agak sedikit panas. Tetapi alhamdulillah masih tetap bisa semangat untuk menyelesaikan tugas-tugas hari itu. Untung juga, di suasana yang agak panas ini, ada seorang teman dosen yang menemani, sambil ngobrol-ngobrol.

Sampai suatu saat datanglah seseorang mengetuk pintu. "Assalaamu 'alaykum," kata orang itu. "'Alaykumus salam wa rahmatullah," jawab kami berdua.

"Bisa bertemu dengan Pak Taufiq Hidayat?"
"Saya sendiri." jawab saya dengan tangkas.

Berikut adalah kesimpulan dari pembukaan tamu saya itu.

Dia adalah perwakilan dari sebuah perusahaan XXX, yang sedang mengadakan promosi. Dalam promosi itu perusahaan XXX akan membagikan salah satu produk mereka secara cuma-cuma (alias GRATIS) kepada orang-orang yang dipilih, yang menurut dia, sudah diperoleh dari survei. Dan saya adalah salah satu dari orang-orang yang dipilih itu. Produk yang akan mereka bagikan itu adalah alat pijat elektrik. Sebelum dibagikan, dia akan mencontohkan cara penggunaan dari alat itu.

Maka, jadilah tamu saya mencontohkan cara penggunaan alat itu, dan sekaligus dipraktekkan ke saya. Lumayan juga, saya dipijiti, mulai dari tengkuk sampai telapak tangan. Saat memijit telapak tangan, diajarkan juga kaitan antara rasa sakit-sakit di bagian organ tubuh dan bagian-bagian pada telapak tangan, seperti ginjal, maag, jantung, dll. Setelah 30 menit berlalu, selesailah acara itu.

Setelah itu, dia menjelaskan bahwa kalau nanti ada teman-teman yang berminat, bisa membeli alat itu ke perwakilan Yogya, dan dia menunjukkan alamatnya. Jika membeli sampai bulan Juni, yang masih masa promosi, harganya 500rb kurang seribu. Setelah masa promosi selesai, harganya akan kembali ke harga semula, yaitu 700rb (juga kurang seribu).

Sedangkan untuk saat ini, dia akan membagikan alat itu hanya ke 6 orang saja secara cuma-cuma. Hanya.............................................

Ya, hanya..... membayar ongkos kirim saja, yang merupakan ongkos kirim import plus pajak masuk, sebesar 250rb rupiah.

Wah, kalau dibandingkan dengan harga sebenarnya, yang sudah disebutkan sebelumnya, pengganti ongkos kirim ini jauh di bawahnya. Tetapi siapa yang tahu harga sebenarnya? Saya hanya diberi kesempatan "gratis" ini saat itu juga. Tidak ada kesempatan untuk mengecek harga alat-alat sejenis ke tempat lain.

Setelah mikir sejenak, saya berniat untuk telpon isteri, siapa tahu dia hapal harga alat seperti ini. Tetapi akhirnya saya urungkan. Lebih baik tidak mengambil saja. Apalagi kami (saya + isteri) punya prinsip sederhana "hanya membeli barang yang sedang kami butuhkan", dan berusaha untuk tidak membeli barang karena ada diskon.

Meskipun dibilang "hanya" pengganti ongkos kirim, nilai itu tetap lumayan besar. Dari sisi saya, nilai itu tetap saya anggap sebagai harga barang, karena itu adalah nilai yang saya bayarkan untuk mendapatkan barang itu.

Lain kali, alangkah lebih baiknya kalau hal itu diberitahukan di muka, tidak di belakang seperti itu, sehingga saya bisa menolak. Kasihan mahasiswa-mahasiswa bimbingan skripsi yang mengantri, yang harus tertunda bimbingan gara-gara saya melayani. Lain kali juga, buat saya sendiri, agar tidak tergoda dengan istilah "gratis" :D.

3 comments:

Anonymous said...

Hehe..yang namanya jualan itu emang bisa dimana aja Pak, sampai ruang jurusan pun bisa jadi tempat untuk memasarkan produk:)..

Arwan Khoiruddin said...

Pas kapan itu ada juga sales yang masuk ke jurusan, Pak. Dia jualan kerudung. Kebetulan ada dua dosen yang membeli. :D
Dia sampai sekarang masih bertanya: "kapan ya pemilik blog ini membeli kerudung dari saya?"

توفيق هداية said...

Kalau sales yg ini, boleh jualan kok. Karena jujur.. dari awal bilang mau jualan kerudung.
Ehm... tetapi, kapan pemilik blog ini mau beli ya? Kurang tahu, semoga saja akan beli. Masalahnya, alhamdulillah isteri tercinta sudah membuat sendiri. :D