Sunday, February 14, 2010

Kepolosan Anak-anak

Anak kecil itu memang polos. Berpikirnya sederhana. Karena sederhana, mereka cenderung untuk berkata jujur. Selain itu, mereka juga tidak bisa bermain dengan kata-kata. Kata-kata dari orang tua akan dipahami apa-adanya. Janganlah diharapkan mereka bisa melakukan analogi atau pengembangan terhadap apa yang kita sampaikan. Pernah saya mendapat pelajaran dari seorang psikolog bahwa "anak kecil itu bukan orang dewasa yang bertubuh kecil". Artinya, bahwa jangan berharap bahwa anak kecil itu bisa berpikir seperti orang dewasa.

Kisah saya berikut tentang anak kedua saya yang berumur 4 tahun, insya Allah, cukup menarik untuk diambil pelajaran.

Sejak beberapa waktu yang lalu kami melarang ada gambar atau patung hewan atau manusia di rumah. Terutama jika gambar itu di tempat-tempat yang terhormat seperti dinding, gordein, buku, dll. Masih kami bolehkan jika gambar itu berada di tempat-tempat yang hina seperti karpet, tikar, ataupun keset. Jika terpaksa harus ada gambar maka wajahnya kita rusak, misalnya ditutup wajahnya menggunakan spidol ataupun kertas.

Ternyata anak kedua saya itu, sebut saja AL, sangat konsisten dengan aturan kami ini. Suatu saat dia mendapat hadiah buku yang banyak gambar hewan dan manusianya. Tanpa kami perintah, dia langsung meminta kami untuk menutupi wajah semua gambar yang ada di dalam buku. Demikian juga waktu kami belikan sikat gigi baru. Dia langsung meminta menutup wajah gambar orang yang ada di gagang sikat gigi.

Hingga suatu saat kami belikan mainan kereta yang ada gambar wajahnya, yang disebut dengan Thomas dan Kawan-kawan. Dia membawa kereta-kereta itu ke mamanya dan bermaksud untuk meminta menutup wajah. Mungkin dia merasa kereta itu akan kehilangan identitas Thomasnya - artinya akan menjadi kereta mainan biasa - jika ditutup wajahnya, dia mengurungkan maksudnya dan berkata, "Tetapi, Ma, ini 'kan kereta bukan gambar orang. Jadi wajahnya tidak perlu ditutup. Kalau ini gambar orang maka wajahnya harus ditutup". Begitu kira-kira dia berkilah. Dengan menahan senyum, mamanya mengiyakan karena memang yang harus ditutup adalah gambar wajah orang atau hewan.

Suatu saat, agar tidak mengganggu kakaknya yang sedang belajar, dia diminta mamanya untuk menggambar. Awalnya dia menggambar sekenanya, hanya berupa coretan-coretan. Mamanya pun meminta menggambar orang biar sedikit ada wujudnya. Setelah beberapa saat, dia kembali ke mamanya dan berkata dia telah selesai menggambar orang. Yang ada di kertas tetap hanya berupa coretan-coretan sehingga mamanya menanyakan yang mana gambar orangnya. Dia menjawab bahwa itu adalah wajah orang yang sudah dicoret-coret (dihilangkan) wajahnya. Hehehe.... rupanya dia tetap ingat bahwa wajah gambar orang harus ditutup, atau?

Lain lagi cerita tentang musik. Kami melarang mendengarkan musik, termasuk menyanyi. Tetapi waktu itu kami berkata bahwa di rumah tidak boleh ada musik dan nyanyian.

Seperti biasa, dia diantar dan dijemput mamanya ke taman kanak-kanak. Suatu saat, selama perjalanan pulang dari taman kanak-kanak ke rumah dia menyanyi. Mamanya pun mengingatkan bahwa tidak boleh menyanyi. Dia pun menjawab bahwa dia sedang di luar jadi boleh menyanyi karena yang dilarang adalah menyanyi di rumah. Mamanya tidak bisa berkata apa-apa karena perkataan kami sebelumnya adalah "di rumah tidak boleh ada musik dan nyanyian", bukan dilarang dimana saja.

Lain si kecil dengan kepolosannya, lain pula dengan si besar, kakaknya yang sudah berumur 9 tahun. Pernah mereka berdua di tinggal di rumah oleh mamanya ke supermarket untuk belanja. Setelah pulang dan beristirahat beberapa saat, mamanya mendengar si kecil merengek-rengek ke kakak. Ternyata yang direngekkan si kecil adalah agar kakaknya mengajarinya nyanyian yang tadi dinyanyikan si kakak saat mama mereka masih belanja di supermarket. Kakaknya tidak berkutik dan tidak bisa mengelak saat diintegorasi mamanya tentang nyanyian itu. Karena kepolosannya, anak kecil itu memang tidak bisa berbohong.

Anak kecil itu memang polos. Kadang-kadang membikin orang tuanya dapat tertawa geli. Dan yang paling menguntungkan adalah mereka selalu berkata jujur.

3 comments:

Ikhsan ND said...

Hm...bener banget pak, anak-anak itu bener-bener polos, sepolos kertas yg masih putih. Bahkan ada sebagian 'Ulama yang memperbolehkan mengambil persaksian dari anak-anak....huebat deh...saluuuth.

rika said...

memang polos bgt..
sehingga kita harus membimbingnnya

everything in here said...

anak adalah anugrah dari allah . . .
harus di bimbing dan di bina agar menjadi manusia yg berguna dan soleh/soleha . .