Thursday, October 22, 2009

Mereka bukan Orang-orang Munafik

Komunitas muslim di Dresden, Jerman, tidak begitu banyak. Angka tepatnya saya tidak mengetahui. Yang saya jadikan ukuran adalah jamaah sholat jum'at. Berdasarkan kapasitas masjid, saya perkirakan jumlah jamaah tidak mencapai angka ribuan. Di Dresden terdapat 2 masjid. Jadi kalau ditotal, jumlah jamaah tidak melebihi 2 ribu orang. Sebagian besar dari mereka adalah pelajar.

Meski begitu, masjid tidak sepi dari aktifitas, terutama masjid yang dekat dengan tempat tinggal saya. Agar tidak salah faham, perlu saya tekankan bahwa bukan berarti masjid satunya sepi dari aktifitas, tetapi penyebutan masjid pertama karena masjid pertama lah yang saya ketahui. Sedangkan masjid kedua tidak saya ketahui karena letaknya yang jauh.

Salah satu aktifitas yang tetap berjalan adalah sholat wajib berjamaah. Meski jamaahnya tidak banyak, tetapi alhamdulillah hampir selalu ada. Hanya kadang-kadang saja sholat berjamaah tidak ada. Itupun memang karena alasan yang diijinkan oleh agama, yaitu karena hujan, jamaah teraktifnya (termasuk imam) sedang sakit, atau sedang bepergian ke luar kota.

Yang membuat saya kagum adalah mereka tidak bisa dikatakan 'dekat' dengan masjid. Mereka benar-benar jauh, sampai beberapa kilometer. Selain itu, posisi masjid juga tidak terjangkau angkutan umum. Halte terdekat dengan masjid berjarak ratusan meter (mungkin tidak kurang dari 500 meter), yang berarti jarak tersebut harus ditempuh dengan jalan kaki. Sehingga mereka punya berbagai strategi agar tetap dapat mengikuti sholat wajib berjamaah sesering mungkin.

Bagi yang berstatus pekerja, kebanyakan mereka memiliki mobil sehingga tidak masalah. Berbeda dengan yang berstatus pelajar, yang uangnya tentu tidak cukup untuk membeli mobil. Salah satu strategi di antara mereka adalah membeli sepeda. Selain harganya murah, juga tidak memerlukan biaya lagi saat digunakan. Benar-benar terjangkau.

Beda lagi dengan yang tinggal di luar kota, yang berarti sangat jauh karena masjid dekat dengan pusat kota. Setiap akhir pekan (Sabtu dan Minggu) mereka akan berbelanja ke kota (maksudnya Dresden) dengan harapan selain bisa berbelanja, mereka juga bisa mampir ke masjid agar dapat mengikuti sholat berjamaah. Biasanya mereka akan seharian di Dresden, atau bahkan 2 harian penuh, sehingga bisa mengikuti beberapa sholat jamaah.

Yang paling unik adalah seorang jamaah dari Pakistan. Jamaah itu memakai inline kalau sedang ke masjid. Sama murah dan sehatnya dengan sepeda dan jalan kaki. Tetapi lebih cepat dibandingkan dengan jalan kaki.

SubhanAllah, mereka begitu bersemangat mengerjakan sholat wajib berjamaah. Dan sungguh aneh kalau ada orang yang berkomentar bahwa orang yang seperti itu disebut orang munafik, dengan alasan orang yang sholat berjamaah adalah orang yang ingin terlihat saat mengerjakan sholat. Saya yakin mereka tidak seperti itu. Mereka adalah orang yang hanya ingin mendapatkan pahala yang lebih banyak dari sholat yang mereka kerjakan. Semua muslim pasti tahu bahwa pahala sholat jamaah di masjid jauh lebih banyak dibandingkan sholat sendirian di rumah. Ditambah lagi pahala perjalanan menuju ke masjid.

Bagi orang-orang yang mengatai mereka sebagai orang munafik, berhentilah berkata demikian. Takutlah akan ancaman bahwa tuduhan yang salah akan mengenai orang yang menuduh...


Selengkapnya...

Monday, October 12, 2009

Hati-hati dengan bercanda

Bercanda bukan menjadi pemandangan yang asing dalam kehidupan sehari-hari. Setiap orang pasti senang untuk bercanda (termasuk saya). Namun, kita harus hati-hati dalam bercanda karena bercanda ada batasnya. Kalau kita tidak hati-hati, kita justeru akan mendapat dosa karena candaan kita.

Salah satu bentuk bercanda yang mendatangkan dosa adalah bercanda dengan berdusta. Banyak hadits-hadits Rasulullah sholAllahu 'alaihi wassalaam yang melarang kita untuk berdusta saat bercanda. Berikut ini hadits yang dimaksud:
1. “Aku menjamin sebuah taman di tepi surga bagi orang yang meninggalkan debat meskipun ia berada di pihak yang benar, sebuah istana di bagian tengah Surga bagi orang yang meninggalkan dusta meskipun ia bercanda, dan istana di bagian atas surga bagi seorang yag baik akhlaknya.” (HR. Abu Daud)
2. “Sesungguhnya aku juga bercanda, dan aku tidak mengatakan kecuali yang benar. (HR. At-Thabrani dalam Al-Kabir)
3. “Celakalah seorang yang berbicara dusta untuk membuat orang tertawa, celakalah ia, celakalah ia.” (HR. Ahmad).

Semoga Allah subhanAllahu wa ta'ala melindungi kita dari yang demikian.

Dalil-dalil dinukil dari web muslimah.


Selengkapnya...

Saturday, October 10, 2009

Teori Evolusi (Bagian 1) : Teori Tanpa Bukti

Pasti setiap orang yang pernah masuk SMP mengenal Teori Evolusi. Teori ini dicetuskan oleh seorang yang bernama Charles Darwin. Salah satu yang pasti diingat setiap orang yang pernah belajar Teori Evolusi adalah "Manusia itu keturunan kera". Begitu terkenalnya kalimat itu sehingga hampir setiap orang hapal di luar kepala.

Dunia informatika pun terpengaruh dengan teori ini. Salah satunya adalah algoritma genetika. Algoritma genetika ini diklaim sebagai adopsi dari teori evolusi. Tidak heran kalau setiap mengajar kuliah ini selalu akan menyinggung teori tersebut. Saya, yang termasuk pernah mengajar materi itu, merasa bersalah juga. Bagaimana pun juga teori ini adalah teori yang belum pernah dibuktikan.

Di tulisan ini, saya sedang tidak membuat tulisan ilmiah. Tetapi hanya sekedar sharing pemikiran bahwa teori ini sebenarnya tidak layak diajarkan karena memang belum pernah dibuktikan sama sekali. Apa yang disampaikan dalam teori ini baru sekedar pendapat seseorang, yang menuntut pengikutnya untuk membuktikan. Tetapi apa yang disampaikan dalam pelajaran seolah-olah tidak menyinggung masalah ini. Seolah-olah teori evolusi itu adalah sebuah kebenaran mutlak yang harus diyakini.

Seperti kita ketahui, di dunia sains, kita mengenal istilah teori sebagai sesuatu yang perlu dibuktikan (lihat definisi). Biasanya pencetus teori akan menunjukkan cara pembuktian jika saat itu dia belum dapat membuktikan sendiri karena suatu kendala.

Demikian juga dengan Charles Darwin. Dia juga sudah memberikan cara-cara untuk membuktikan bahwa teori yang diusulkan adalah benar. Yang dia sampaikan adalah teori evolusi akan benar jika ditemukan fosil-fosil makhluk intermediate dalam jumlah yang sangat besar. Kalau tidak, maka teori evolusi tersebut belum bisa dinyatakan benar.

Kenyataannya, sampai saat ini belum pernah ditemukan 1 jenis fosil makhluk intermediate yang dimaksud. Apalagi dalam jumlah yang sangat besar. Apalagi untuk semua kemungkinan jenis fosil makhluk intermediate, yang kalau dihitung pastilah kita tidak dapat menghitungnya. Sebagai contoh dari makhluk gorilla menjadi manusia, terdapat ratusan bahkan ribuan makhluk intermediate. Memang pernah ada klaim bahwa manusia purba adalah makhluk intermediate ini. Tetapi ini perlu dibuktikan lebih lanjut. Pertanyaanya: dimana fosil-fosil yang seharusnya ada dalam jumlah yang sangat banyak ini?

Jadi, menurut Charles Darwin sendiri, teori ini sebenarnya belum dapat dibuktikan kebenarannya. Sungguh aneh kalau ada orang yang mempertahankannya. Ini benar-benar menyalahi prinsip ilmiah. Bahkan seolah-olah pendukung teori ini menutup mata dan menyembunyikan kenyataan ini. Sebuah kebohongan ilmiah yang merusak dunia ilmiah.

Selengkapnya...